Tuesday 21 October 2014

Tata Cahaya

1. Pengertian Tata Cahaya

  Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang, waktu dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam suatu pementasan. Seperti halnya mata manusia, kamera video membutuhkan cahaya yang cukup agar bisa berfungsi secara efektif. Dengan pencahayaan penonton akan bisa melihat seperti apa bentuk obyek, di mana dia saling berhubungan dengan obyek lainnya, dengan lingkungannya, dan kapan peristiwa itu terjadi.

  Kerja kamera elektronik sangat dipengaruhi oleh sistem pencahayaan . Hal ini sesuai dengan karakter sistem proses perekaman gambar oleh kamera elektronik, sehingga masalah-masalah mengenai tata cahaya sangatlah penting peranannya dalam sebuah kegiatan perekaman gambar.

  Cahaya menurut sumbernya dibedakan dalam Cahaya bersumber dari alam, seperti cahaya matahari ( natural light/daylight) dan Cahaya yang diciptakan atau bersumber dari lampu, api (artifisial light/tungsten)

  Sumber cahaya itu sendiri mempunyai karakteristik jenis cahaya dan intensitas cahaya yang bermacam-macam. Kita abaikan dulu permasalahan ini, kita coba untuk memperlakukan sebuah sistem yang aplikatif terhadap kerja kamera.Seperti teori dasar tata cahaya. Dalam setiap pengambilan gambar dipengaruhi oleh kondisi tata cahaya yang ada, apapun kondisinya tetapi hasilnyapun juga mengikuti kondisi tata cahaya tersebut. Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal maka kita dapat mengikuti teori dasar tata cahaya yang berlaku, walaupun pada praktek kerja kita dapat mengembangkan kreasi kita sesuai keinginan dan hasil yang akan dicapai. 




KUALITAS CAHAYA


a. Hard light

  Disebut dengan cahaya keras yang dihasilkan dari sumber cahaya dengan intensitas yang tinggi, cahaya lebih bersifat spot. Menghasilkan kekontrasan yang tinggi dan bayangan yang keras (gelap – terangnya).


b. Soft Light

  Disebut juga cahaya yang lembut karena dihasilkan dari sumber terpendar dan halus biasanya cahaya yang dipancarkan adalah flood dan dibarengi dengan filter atau elemen penghalus pemendaran cahaya.Kontras yang dihasilkan lebih tipis sehingga bayangan yang dihasilkan juga tidak keras.


Cahaya berdasarkan konsep dasar pencahayan dapat dibedakan :

a. Natural Light

  Cahaya natural yang sumber cahaya dalam satu frame atau adengan maupun scene bersumber dari cahaya yang bersifat natural. Misalnya cahaya pagi hari dari sebelah timur (key). Maka shot-shot dalm scene tersebut key lightnya dari arah yang sama.


b. Pictorial Light/Arificial Light

  Cahaya yang bersifat artistik atau ciptaan. dibentuk sesuai kebutuhan artistik, mood sebuah adegan atau scene. Jadi arah sumber cahaya (key) dapat berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan artistic gambar atau mood dari adegan tersebut.


Direction of Light

  Pencahayaan yang dibedakan berdasarkan arah cahaya dan jatuhnya cahaya ke subjek dapat dibedakan:

a. Top Light

  Cahaya yang datang dari arah atas subjek, sebagai ambient/base light juga menciptakan suasana tertekan pada subjek. 

b. Eye Light

  Cahaya yang ditujukan pada posisi mata subjek guna untuk menguatkan kekuatan yang dimunculkan dari mata.

c. Accent Light

  Cahaya yang dibuat sebagai aksen diluar subjek untuk menciptakan kedalaman dan mood tertentu. Biasanya ditujukan pada background

Color Temperature (Suhu Warna)

  Suhu cahaya yang berbeda akan menghasilkan suhu warna yang berbeda pula. Lampu neon memberikan cahaya berwarna hijau kebiru-biruan, lampu tangsten halogen menghasilkan warna kuning kemerah-merahan, sinar cahaya matahari memancarkan warna putih kebiru-biruan. 

  Perbedaan ini sebenarnya karena adanya perbedaan derajad suhu warna yang diukur dalam Derajad Kelvin. 

  Semakin rendah derajad Kelvin, maka suhu warnanya kemerah-merahan sedangkan semakin tinggi derajad Kelvinnya maka suhu warna cenderung kebiru-biruan.



Daftar derajad Kelvin dengan sumber cahaya


10.000 Kelvin
Langit biru
9.000 Kelvin
Langit mendung
7.000 Kelvin
5.600 Kelvin
Cahaya matahari (DAY LIGHT)
4.900 Kelvin
Lampu Neon
4.200 Kelvin
2 jam setelah matahari terbit/
Sebelum terbenam (TUNGSTEN)
3.800 Kelvin
1 Jam setelah matahari terbit
3.200 Kelvin
Lampu halogen
2.800 Kelvin
Lampu Pijar
2.200 Kelvin
Matahari terbit/terbenam
1.600 Kelvin
Cahaya Matahari


  Jika kita melihat matahari atau lampu buatan manusia lainnya, maka cahaya yang dihasilkan adalah pijar putih atau kuning. Jadi cahaya tersebut merupakan perpaduan dari beberapa HUE dalam spektrum.Apabila berbeda sumber pencampurannya maka akan menghasilkan campuran yang berbeda pula yang ditangkap oleh mata manusia.


2. PRINSIP DASAR TATA CAHAYA

  Ini sudah menjadi rumusan atau formula dasar sebuah pencahayaan dalam produksi video, film, dan foto. Tiga poin penting itu terdiri atas : Key Light, Fill Light, Back Light

a. Key Light

  Pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Keylight merupakan sumber pencahayaan paling dominan. Biasanya keylight lebih terang dibandingkan dengan fill light. Dalam desain 3 poin pencahyaan, keylight ditempatkan pada sudut 45 derajat di atas subjek.Fill Light

b. Fill light

  Pencahayaan pengisi, biasanya digunakan untuk menghilangkan bayangan objek yang disebabkan oleh key light. Fill light ditempatkan berseberangan dengan subyek yang mempunyai jarak yang sama dengan keylight. Intensitas pencahyaan fill light biasanya setengah dari key light.

c. Back Light

  Pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk meberikan dimensi agar subjek tidak “menyatu” dengan latar belakang. Pencahyaan ini diletakkan 45 derajat di belakang subyek. Intensitas pencahyaan backlight sangat tergantung dari pencahayaan key light dan fill light, dan tentu saja tergantung pada subyeknya. Misal backlight untuk orang berambut pirang akan sedikit berbeda dengan pencahayaan untuk orang dengan warna rambut hitam.


3. Fungsi tata cahaya

  Tata cahaya yang hadir di atas panggung dan menyinari semua objek sesungguhnya menghadirkan kemungkinan bagi sutradara, aktor, dan penonton untuk saling melihat dan berkomunikasi. Semua objek yang disinari memberikan gambaran yang jelas kepada penonton tentang segala sesuatu yang akan dikomunikasikan. Dengan cahaya, sutradara dapat menghadirkan ilusi imajinatif.


3. Fungsi tata cahaya

  Tata cahaya yang hadir di atas panggung dan menyinari semua objek sesungguhnya menghadirkan kemungkinan bagi sutradara, aktor, dan penonton untuk saling melihat dan berkomunikasi. Semua objek yang disinari memberikan gambaran yang jelas kepada penonton tentang segala sesuatu yang akan dikomunikasikan. Dengan cahaya, sutradara dapat menghadirkan ilusi imajinatif. Banyak hal yang bisa dikerjakan bekaitan dengan peran tata cahaya tetapi fungsi dasar tata cahaya ada empat, yaitu penerangan, dimensi, pemilihan, dan atmosfir (Mark Carpenter, 1988).

- Penerangan. Inilah fungsi paling mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi penerangan pada pemain dan setiap objek yang ada di atas panggung. Istilah penerangan dalam tata cahaya panggung bukan hanya sekedar memberi efek terang sehingga bisa dilihat tetapi memberi penerangan bagian tertentu dengan intensitas tertentu. Tidak semua area di atas panggung memiliki tingkat terang yang sama tetapi diatur dengan tujuan dan maksud tertentu sehingga menegaskan pesan yang hendak disampaikan melalui laku aktor di atas pentas.

- Dimensi. Dengan tata cahaya kedalaman sebuah objek dapat dicitrakan. Dimensi dapat diciptakan dengan membagi sisi gelap dan terang atas objek yang disinari sehingga membantu perspektif tata panggung. Jika semua objek diterangi dengan intensitas yang sama maka gambar yang akan tertangkap oleh mata penonton menjadi datar. Dengan pengaturan tingkat intensitas serta pemilahan sisi gelap dan terang maka dimensi objek akan muncul.

- Pemilihan. Tata cahaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek dan area yang hendak disinari. Jika dalam film dan televisi sutradara dapat memilih adeganmenggunakan kamera maka sutradara panggung melakukannya dengan cahaya. Dalam pementasan tertentu, penonton secara normal dapat melihat seluruh area panggung, untuk memberikan fokus perhatian pada area atau aksi tertentu sutradara memanfaatkan cahaya. Pemilihan ini tidak hanya berpengaruh bagi perhatian penonton tetapi juga bagi para aktor di atas pentas serta keindahan tata panggung yang dihadirkan.

- Atmosfir. Yang paling menarik dari fungsi tata cahaya adalah kemampuannya menghadirkan suasana yang mempengaruhi emosi penonton. Kata “atmosfir” digunakan untuk menjelaskan suasana serta emosi yang terkandung dalam peristiwa lakon.Tata cahaya mampu menghadirkan suasana yang dikehendaki oleh lakon. Sejak ditemukannya teknologi pencahayaan panggung, efek lampu dapat diciptakan untuk menirukan cahaya bulan dan matahari pada waktu-waktu tertentu. Misalnya, warna cahaya matahari pagi berbeda dengan siang hari. Sinar mentari pagi membawa kehangatan sedangkan sinar mentari siang hari terasa panas. Inilah gambaran suasana dan emosi yang dapat dimunculkan oleh tata cahaya

  Keempat fungsi pokok tata cahaya di atas tidak berdiri sendiri. Artinya, masing-masing fungsi memiliki interaksi (saling mempengaruhi). Fungsi penerangan dilakukan dengan memilih area tertentu untuk memberikan gambaran dimensional objek, suasana, dan emosi peristiwa. Gambar berikut memperlihatkan interaksi fungsi pokok tata cahaya.


Selain keempat fungsi pokok di atas, tata cahaya memiliki fungsi pendukung yang dikembangkan secara berlainan oleh masing-masing ahli tata cahaya. Beberapa fungsi pendukung yang dapat ditemukan dalam tata cahaya adalah sebagai berikut.

- Gerak. Tata cahaya tidaklah statis. Sepanjang pementasan, cahaya selalu bergerak dan berpindah dari area satu ke area lain, dari objek satu ke objek lain. Gerak perpindahan cahaya ini mengalir sehingga kadang-kadang perubahannya disadari oleh penonton dan kadang tidak. Jika perpindahan cahaya bergerak dari aktor satu ke aktor lain dalam area yang berbeda, penonton dapat melihatnya dengan jelas. Tetapi pergantian cahaya dalam satu area ketika adegan tengah berlangsung terkadang tidak secara langsung disadari. Tanpa sadar penonton dibawa ke dalam suasana yang berbeda melalui perubahan cahaya.

- Gaya. Cahaya dapat menunjukkan gaya pementasan yang sedang dilakonkan. Gaya realis atau naturalis yang mensyaratkan detil kenyataan mengharuskan tata cahaya mengikuti cahaya alami seperti matahari, bulan atau lampu meja. Dalam gaya Surealis tata cahaya diproyeksikan untuk menyajikan imajinasi atau fantasi di luar kenyataan seharihari. Dalam pementasan komedi atau dagelan tata cahaya membutuhkan tingkat penerangan yang tinggi sehingga setiap gerak lucu yang dilakukan oleh aktor dapat tertangkap jelas oleh penonton.

- Komposisi. Cahaya dapat dimanfaatkan untuk menciptakan lukisan panggung melalui tatanan warna yang dihasilkannya.

- Penekanan. Tata cahaya dapat memberikan penekanan tertentu pada adegan atau objek yang dinginkan. Penggunaan warna serta intensitas dapat menarik perhatian penonton sehingga membantu pesan yang hendak disampaikan. Sebuah bagian bangunan yang tinggi yang senantiasa disinari cahaya sepanjang pertunjukan akan menarik perhatian penonton dan menimbulkan pertanyaan sehingga membuat penonton menyelidiki maksud dari hal tersebut.

- Pemberian tanda. Cahaya berfungsi untuk memberi tanda selama pertunjukan berlangsung. Misalnya, fade out untuk mengakhiri sebuah adegan, fade in untuk memulai adegan dan black out sebagai akhir dari cerita. Dalam pementasan teater tradisional, black out biasanya digunakan sebagai tanda ganti adegan diiringi dengan pergantian set


Peralatan Tata Cahaya

  Kerja tata cahaya adalah kerja pengaturan sinar di atas pentas. Kecakapan dalam mendisitribusi cahaya ke atas pentas sangat dibutuhkan. Dengan peralatan tata cahaya, kontrol atau kendali atas distribusi cahaya itu dikerjakan. Penata cahaya perlu mengendalikan intensitas, warna, arah, bentuk, ukuran, dan kualitas cahaya serta gerak arus cahaya. Semua kendali itu bisa dimungkinkan karena adanya peralatan tata cahaya yang memang dirancang untuk tujuan tersebut. Penguasaan peralatan wajib dipelajari oleh penata cahaya.

a. Bohlam

Bohlam (bulb, lamp) adalah sumber cahaya. Bagian-bagian dari bohlam terdiri atas envelope, filament, dan base (Gb.204). Envelope adalah cangkang yang terbuat dari gelas kaca atau kwarsa untuk melindungi komponen dari udara dan mencegahnya dari kebakaran.


  Filament merupakan komponen yang mengubah panas listrik menjadi cahaya. Ukuran dan bentuknya bermacam-macam disesuaikan dengan ketahanan panas dan hasil cahaya yang dinginkan. Karena filament menghasilkan cahaya dari panas maka ia juga menjadi lemah karena panas sehingga mudah rusak. Oleh karena itu pemasangan dan pelepasan bohlam hendaknya dilakukan dengan hati-hati apalagi ketika kondisinya sedang menyala. Base, adalah dasaran untuk meletakkan bohlam pada dudukan yang sesuai dan merupakan komponen yang menghubungkan filament dengan arus listrik. Jenis dan bentuk base berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan dudukan yang disediakan pada masing-masing jenis dan merk lampu dari pabrikan tertentu.


  Gambar di atas memperlihatkan aneka ragam bentuk bohlam. Hampir semua bohlam dibuat terpisah dengan reflektornya tetapi pada lampu PAR bohlam dibuat satu unit dengan reflektor dan lensa sehingga jika bohlam mati maka semua unit komponennya harus diganti. Pada dasarnya jenis bohlam lampu panggung ada tiga yaitu; tungsten, tungsten-halogen, dan discharge. Tungsten digunakan untuk lampu di bawah 1000 watt. Tungsten-halogen untuk lampu 1000 watt ke atas. Sedangkan discharge adalah lampu yang hanya bisa dioperasikan secara manual seperti lampu followspot. Penggunaan jenis bohlam ini didasari pada ketahanan material menahan panas tinggi dalam kurun waktu yang lama. Karena bekerja dengan panas, maka kualitas bohlam menurun seiring penggunaan waktu dan batas waktu hidupnya (lifetime) telah ditentukan (terbatas).

b. Reflektor dan Refleksi

  Untuk memancarkan cahaya dari bohlam ke objek yang disinari dibutuhkan reflektor. Cahaya yang hanya berasal dari bohlam sinarnya kurang kuat dan tidak terarah pancarannya. Dengan reflektor maka pancaran cahaya yang berasal dari bohlam dapat ditingkatkan, diatur, dan diarahkan. Lampu panggung menggunakan tiga jenis reflektor yaitu; ellipsoidal, spherical, dan parabolic. Reflektor ellipsoidal berbentuk lengkungan setengah elips (lonjong) yang mengelilingi lampu sehingga mencipatkan efek pancaran tiga dimensi. Jarak masing-masing sisinya terhadap sumber cahaya tetap. Karena bentuknya tersebut cahaya yang dihasilkan oleh reflektor ellipsoidal memiliki dua focal point (tittik temu fokus cahaya). Focal point 1 berasal dari titik fokus sumber cahaya (bohlam) kemudian memantul kembali ke reflektor yang hasil refleksinya membentuk titik focal point 2 baru kemudian menyebar (Gb.206). 


  Reflektor spherical memiliki bentuk sisi yang membulat. Jenis reflektor ini memancarkan seluruh cahaya langsung dari titik focal point ke reflektor yang merefleksikannya kembali melalui focal point tersebut sebelum memencar. Jika dibuat garis lingkaran imajiner maka panjang cahaya yang ditempuh masing-masing garis cahaya adalah sama. Gambar 207 memperlihatkan refleksi cahaya melalui reflektor spherical.


  Reflektor parabolic memiliki bentuk sisi parabola. Reflektor jenis ini merefleksikan cahaya langsung dari atau melalui focal point kemudian menyebar secara paralel membentuk cahaya yang diameternya hampir sama dengan diameter reflektor (Gb.208). Dengan demikian, diameter cahaya yang dihasilkan sangat tergantung dengan diameter reflektor. Contoh lampu sehari-hari yang menggu-nakan reflektor parabolic adalah lampu senter.


  Selain refleksi yang dihasilkan melalui reflektor, cahaya juga akan mengalami refleksi setelah menyentuh objek penyinaran. Refleksi cahaya yang memantul setelah mengenai objek dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu specular, diffuse, spread, dan mixed. Refleksi specular (seperti cermin) memantulkan arah cahaya tanpa mengubah besaran cahaya alami dari sumbernya (Gb.209). 


  Refleksi diffuse terjadi ketika cahaya yang mengenai permukaan objek memantul dengan pendar yang merata ke segala arah (Gb.210). Contoh dari refleksi diffuse adalah ketika cahaya diarahkan ke sebuah lukisan dua dimensi.


  Refleksi spread sama seperti refleksi diffuse tetapi persentase masing­masing garis cahaya tidak sama. Cahaya yang mengenai objek dengan intensitas lebih tinggi garis cahayanya akan memendar dan direfleksikan lebih panjang dari yang lain (Gb.211). Contoh refleksi spread adalah ketika cahaya mengenai gumpalan aluminium foil.


  Refleksi mixed, merupakan refleksi campuran dari diffuse dan specular. Beberapa garis cahaya dipendarkan secara merata ke segala penjuru arah tetapi sebagian garis cahaya dipantulkan seperti cermin (Gb.212). Contoh refleksi mixed adalah ketika cahaya menyinari gagang pintu dari logam, jam tangan emas, atau lantai kayu yang mengkilat.

Labels:

Tuesday 7 October 2014

Contoh Laporan Prakerin Bab 1



BAB I  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya keahlian kejuruan (SMK) di Dunia Usaha / Dunia Industri (DU/DI) merupakan pendidikan dan pelatihan untuk menunjukan bahwa keterampilan siswa SMK, memiliki Evaluasi keberhasilan siswa sampai dengan pemasaran tamatan . Program pendidikan dan pelatihan membuat aspek-aspek pendidikan, yang meliputi :

a.     Komponen Normatif yang meliputi mata pelajaran PAI, PKN, Bahasa dan Sastra Indonesia, Penjaskes, Sejarah Nasional, dan Sejarah Umum
b.    Komponen Adaftif yang meliputi mata pelajaran teori-teori kejuruan dalam lingkungan hidup suatu progra study tertentu
c.     Komponen Praktek Dasar Kejuruan yang meliputi praktik penunjang dalam melakukan beberapa jenis pekerjaan relevan di Dunia Usaha / Dunia Industri (DU/DI) yang berada dalam lingkup profil tamatan dari program study tertentu.
d.    Komponen Praktek Industri Kerja Langsung pada Dunia Usaha / Dunia Industri.

Dari berbagai pengalaman SMK menyelenggarakan program PSG, Komponen Normatif  dan Adaftif yang dilaksanakan di sekolah. Komponen Praktek Dasar Kejuruan dapat dilaksanakan sebagian di sekolah dan sebagiannya di industri, sedangkan Komponen Praktek Industri Sepenuhnya di laksanakan di Industri.

1.2 Pembatasan Ruang Lingkup 

     Adapun langkah lanjut dalam menyusun laporan ini , maka dari pada itu penulis membuat batasan masalah agar tidak keluar dari pembahasan yang akan dibahas dalam sidang. Dan batasan pada laporan ini menitik beratkan pembahasan tentang instalasi Komputer / Laptop.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam laporan ini , antara lain :
a.     Apa itu Instalasi ?
b.    Bagaimana cara kerja Instal Computer / Laptop ?
c.     Bagaimana Sistem operasi dasar dari Instal Computer / Laptop ?

1.1  Landasan Hukum

a.       Undang-Undang No. 2 Tahun 1998
1.      Penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan melalui dua jalur , yaitu melalui jalur pendidikan sekoalah dan jalur pendidikan luar sekolah (Pasal 10);
2.      Pengadaan dan pendayagunaan sumber daya Masyarakat dan atau Keluarga Peserta Didik (Pasal 33);
3.      Masyarakat sebagai mitra pemerintah yang berkesempatan untuk berperan serta dalam menyelenggarakan pendidikan;
b.      PP No. 39 Tahun 2002
1.      Peran serta masyarakat dapat berupa pemberian kesempatan untuk magang atau latihan kerja (Pasal 2);
2.      Pemerintah dan Masyarakat menciptakan peluang uang lebih besar untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam system pendidikan ;
c.       Keputasan Mendikbud No. 0490-U/1992
Kerjasama SMK dengan dunia usaha terutama bertujuan untuk meningkatkan kesesuaian program SMK dengan kebutuhan dunia kerja yang di usahakan dengan azas saling menguntungkan.
d.      PP tahun 1990
1.      Penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan dapat bekerja sama dengan masyarakat terutama dunia usaha dan para dermawan untuk memperoleh sumber daya dalam rangka menunjang penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan (Pasal 29 ayat 1);
2.      Pada Sekolah Menengah Kejuruan dalam rangka uji coba gagasan baru yang diperlukan pengembangan pendidikan (Pasal 29 Ayat 21);

1.2  Pengertian Praktek Kerja Industri

Praktek Kerja Industri adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahliaan profesi yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di dunia kerja dengan terarah dan terprogram mencapai keahlian profesional.

1.3  Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari penyusunan laporan ini yakni sebagai bentuk pertanggung jawaban tertulis dari siswa untuk dijadikan bahan perbandingan dalam pengujian / sidang setelah PRAKERIN selesai. Jauh dari itu, penulisan laporan ini juga dimaksudkan untuk melatih prinsip dan konsep serta management siswa dalam setiap aktivitas yang dilakukan  sehingga pencapaian yang di dapat tidak lebih dari sekedar pelaksanaan tugas dari sekolah melainkan terdapat nilai-nilai tambah yang menyertainya.

1.6.1 Tujuan Umum

            Adapun tujuan umum dari Praktek Kerja Industri  ini yaitu untuk memenuhi persyaratan pelaksanaan Ujian Kompetensi dan Ujian Negara. Serta pada dasarnya bertujuan dalam rangka uji coba mengenai gagasan baru yang diperlukan pengembangan pendidikan untuk menjadi tenaga kerja yang dimiliki keahlian profesional.

1.6.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus Praktek Kerja Industri antara lain :

a.       Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional di bidang teknologi serta memiliki keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
b.      Memperoleh LINK AND MATCH (Keterkaitan dan Kesepadanan) antara Sekolah dengan Dunia Usaha.
c.       Meningkatkan Efisiensi Proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkhualitas profesional.
d.      Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses belajar.

1.7 Karakteristik Sistem Kerja Prakerin

a.       Standar Profesi
Program pendidikan harus jelas mengacu pada penciptaan kemampuan profesional sesuai dengan tuntutan jabatan pekerjaan atau profesi tertentu yang ada di lapangan kerja .
b.      Standar Pendidikan dan Pelatihan
1.      Komponen pendidikan umum normatif
2.      Membentuk peserta didik menjadi warga negara yang baik
3.      Komponen pendidikan dasar penunjang
4.      Memberikan bekal penunjang penguasaan keahlian profesi
5.      Komponen teori kejuruan
6.      Membekali terhadap teknis dasar keahlian profesional
7.      Komponen praktik dasar profesi
8.      Latihan kerja untuk menguasai teknik kerja dengan tuntutan dunia kerja
9.      Komponen praktik keahlian profesi
10.  Kegiatan bekerja langsung dalam situasi yang sebenarnya
c.      Metode Penyelenggara Sistem Ganda
1.    Days Relase siswa belajar tiga hari di industri.
2.    Block Relase siswa belajar satu semester di sekolah dan satu semester di industri.
3.    House Relase siswa belajar pada jam-jam di industri
Dalam pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan sistem ganda , SMKN 2 Garut akan mencoba pelaksanaan dengan sistem Block Relase dengan lama belajar di industri tiga bulan.

d.       Sistem Pengujian dan Sertifikat
Kemampuan peserta didik yang mencapai kemampuan sesuai dengan standar profesi yang dilakukan melalui Ujian Kompetensi oleh suatu tim Uji Kompetensi yang anggotanya terdiri dari Majelis Sekolah (MS) dan industri pasangannya dan peserta yang lulus akan diberi sertifikat sebagai tanda telah memiliki kemampuan profesi.
e.        Kerjasama dengan Dunia Usaha dan Industri
Pendidikan sistem ganda mungkin dapat dilaksanakan apabila ada kesediaan industrilain untuk menjadi pasangan SMK dalam melaksanakan pendidikan sistem ganda.
f.         Peraturan Pendukung
Karena pelaksanaan pendidikan sistem ganda ini melibatkan semua pihak, antara lain Dunia Usaha atau Industri, Kadin, Asosiasi-asosiasi dan berbagai kemajuan peserta didik demi kemajuan Bangsa dan Negara.
g.        Nilai Tambah
1.    Bagi Perusahaan / Industri / Instansi
Bagi perusahaan akan mengenal secara luas kualitas lulusan SMK sehingga akan memudahkan untuk memperoleh calon karyawan, selain itu pemakai lulusan SMK dapat membina calon karyawannya sedini mungkin.
2.    Bagi Sekolah
Sekolah akan mendapat masukan dari pemakai lulusannya, sehingga bahan ajaran disekolah dapat diperluas dan diperdalam sehingga sesuai dengan tuntutan Dunia Industri.
3.    Bagi Peserta
Keahlian profesi yang diperoleh melalui Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dapat mengangkat harkat dan rasa percaya diri tamatan dan selanjutnya dapat mendorong mereka untuk meningkatkan keahlian profesinya pada tingkatan yang lebih tinggi.

1.8 Sistematika Penulisan

            Adapun sistematika penulisan dalam pembuatan laporan ini adalah :
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
1.2         Pembatasan Ruang Lingkup
1.3         Rumusan Masalah
1.4         Landasan Hukum
1.5         Pengertian Praktek Kerja Industri
1.6         Maksud dan Tujuan
1.6.1     Tujuan Umum
1.6.2     Tujuan Khusus
1.7         Karakteristik Sistem Kerja Prakerin
1.8         Sistematika Penulisan
BAB II DESKRIPSI LOKASI PERUSAHAAN
2.1         Profile dan Sejarah Mplus Computer
2.2         Struktur Organisasi di Mplus Computer
2.3         Fasilitas- Fasilitas Pendukung di Mplus Computer
BAB III KAJIAN TEORI
3.1         Mengenal Instalasi Laptop
3.2         Operasi Dasar Pada Instalasi Laptop
BAB IV HASIL KEGIATAN PRAKERIN DAN PEMBAHASAN
3.1         Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Industri
3.2         Tutorial Instal Laptop


BAB V PENUTUP
4.1         Kesimpulan
4.2         Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN DOKUMENTASI PRAKERIN

Labels: